Monday, October 14, 2013

Percakapan Dengan Bintang

Seorang anak, betapapun bilangan umurnya semakin besar, mereka tetap membutuhkan peranan orang tua.


Beberapa waktu ini, saya sering bercakap-cakap dengan Bintang. Kami tidak saling mengenal. Maksudnya, kami belum pernah bertemu, belum pernah bertatap muka. Bintang adalah salah satu customer yang beberapa kali beli barang yang saya jual. Hubungan kami hanya sebatas penjual dan pembeli.

Entah sejak kapan, Bintang mulai bercerita pada saya. Tentang dirinya, tentang keluarganya dan bahkan tentang hal-hal yang sebenarnya terlalu pribadi, namun dia menceritakannya pada saya.

Sebenarnya saya tidak heran apabila ada orang yang curhat pada saya. Entah berapa banyak orang yang menjadikan saya tempat mereka berkeluh kesah dan banyak diantaranya yang sebenarnya tidak akrab sama saya. Hei, saya bukan penasihan yang baik lho. Kenapa memilih saya? Saya masih bertanya-tanya sampai saat ini.

Dari sekian banyak yang menceritakan hal pribadinya kepada saya, Bintang lah yang paling special. Baru kali ini saya mendengar cerita dari seorang anak dari keluarga broken home. Saya kaget dan sampai tidak tau harus membalas apa.

Suatu kali dia chat saya dan bilang : Ceh, doain visa aku lolos. Ini lagi urus dokumen-dokumen gitu. Mudah-mudahan awal desember aku udah bisa berangkat.

Bintang mau pindah ke benua lain, dia mau menyusul pacarnya. Tepatnya calon suaminya. Saya ikut senang mendengar kabar itu. Hm..sampai saat itu saya belum tau keadaan keluarganya.

Setiap hari dia memanggil saya via line. Satu hal yang saya sadari. Bintang kesepian. Dia membutuhkan perhatian. Di mana keluarganya? Di mana teman-temannya? Saya merasa Bintang yang diluar terlihat happy sebenarnya rapuh. Dia yang selalu kasih saya semangat, sebenarnya dia orang yang paling butuh support.

" Ceh, sebenarnya pacar aku atheis. Dia gak percaya sama Tuhan. Tapi dia mau berdoa untuk aku, biar aku bisa ke sana dan kita bertemu." Bintang bercerita

" Kalau begitu, pacarmu orang yang baik. Kamu jangan kecewain dia ya."

"Iya, Ceh. Di sana dia kerja mati-matian, buat ngebiayain aku di sini. Tapi di sini aku malah hambur-hamburin uangnya. I'm bad girl ceh :( "

" kalau kamu tau itu salah, kenapa masih dilakukan? "

" aku suka sedih tiap dia bilang, dia gak mau makan siang karna duitnya mau disimpen buat aku. aku nangis karna 90% doanya itu buat aku.."

I wanna pray to your God, pray with you every night, for our visa, your healty and happiness.. - Her boyfriend

" Aku sering males doa, dia telpon aku berkali-kali dan bilang, baby we need pray!!. He change, really.."

In the name of Jesus, I ask You for our visa, I ask You for my baby healthy. You know that I dont believe You. Sorry ok? I want my baby always happy. I ask You for my finance too. you know I work hard for my baby. I dunno how to talk to You. I even dunno You real or just bullshit. But still.. I ask You for us. help us. you must say ok, Jesus. Amien - His prayer.

Saya trenyuh dan sampai kehilangan kata-kata. 

" Aku jelek, aku dari anak broken home, aku udah rusak tapi dia masih mau terima aku. Aku udah setahun kabur dari rumah, dari sejak itu, dia yang biayain semua kebutuhan aku.. "

God... saya harus bilang apa pada Bintang?

Bagaimana pun keadaan Bintang, saya tidak boleh nge-judge dia. Saya berfikir, sebenarnya Bintang pasti tidak mau seperti ini, kabur dari rumah? Ini salah siapa? Entahlah. Saya pun tak berani menghakimi orang tuanya. Saya tak punya hak untuk itu.

" Kamu harus pulang Bintang. Berdamailah dengan orangtuamu. Apalagi sebentar lagi kamu akan terpisah jauh dari mereka. Mereka udah tau kamu akan pergi ke sana? "

" Hahaha.. tenang ceh. mamaku tau, dia mah ngerestuin aku. Hubungan kami baik kok, aku masih suka telpon mama. Papa yang brengsek.."

Papa yang brengsek. Hm.. Sebrengsek itu kah? Sampai-sampai seorang anak begitu tidak sukanya dengan ayah sendiri?

Ada banyak, banyak sekali yang Bintang ceritakan pada saya. Dari Bintang, saya mendapat banyak pelajaran. dari Bintang saya jadi bersyukur dengan keadaan keluarga saya. Mungkin kalau saya yang berada di posisi Bintang, saya tidak akan sekuat itu. 

Saya belajar, bahwa setiap anak, berapapun umurnya, mereka masih membutuhkan orang tua. Akan seperti apa jadinya seorang anak, tergantung pada bagaimana cara orang tua membesarkannya.

Saya belajar, bahwa suatu hari kelak, ketika saya pun sudah menjadi orang tua, saya tidak akan menyianyiakan anak-anak saya. Saya akan mengasihi dan menjaga mereka. Saya ingin mereka menjadi anak-anak yang kuat dan berlimpah kasih sayang.

Dan saya belajar, sesulit apapun hidup yang kita jalanin, Tuhan selalu ada di sisi kita. Dia akan menolong dengan cara-caraNya yang ajaib.

Bintang adalah suatu pelajaran yang berharga buat saya. Terima kasih Bintang. Saya di sini berharap kamu akan menemukan kebahagianmu di sana bersama seseorang yang begitu mencintaimu. 

Thursday, October 10, 2013

Bintang Paling Terang

 
Bila malam tiba, pandanglah langit utara. Cari bintang yang paling terang. Ada rindu yang kutitipkan di sana. - Orion
 
 
Di suatu malam kita bertemu. Pertemuan pertama yang tak pernah kita duga sebelumnya. Dua orang yang sama-sama sedang mengalami patah hati. Aku yang baru saja putus dan kamu yang cintanya ditolak.
 
Dua orang yang sama-sama terluka. Dua orang yang tidak saling kenal namun dipertemukan di sepasang ayunan di taman bermain.
 
" Lin," ucapku memperkenalkan diri.
 
" Rion." Katamu sambil menjabat tanganku.
 
Kemudian kita sama-sama terdiam. sibuk dengan pikiran masing-masing.
 
" Lin, pernah dengar tentang bintang Vega? " Kamu memulai pembicaraan.
 
" Hmm.. bintang yang nantinya akan menggantikan posisi Polaris bukan? " Aku menjawab, ragu.
 
" Iya! Vega itu protobintang. 12 ribu tahun dari sekarang dia yang akan menggantikan posisi Polaris. Vega akan menjadi bintang paling terang di langit utara. " Kamu melengkapinya.
 
Bintang paling terang. Sepasang ayunan. dan separuh bulan di langit. Membuat obrolan dua orang yang tidak saling mengenal menjadi cukup menyenangkan.
 
" Ah, sayang sekali langit mendung. Kita jadi gak bisa lihat Polaris. "
 
Kamu menatap langit dan entah mengapa aku pun ikut menatap langit, mencari-cari bintang paling terang di antara gumpalan awan kelabu.
 
Malam semakin larut dan obrolan panjang dengan sedikit tawa mampu memecah keheningan. Hei, apa ini yang dinamakan takdir?
 
*****
 
Dua orang yang awalnya asing, kini mulai mengenai satu sama lain. Sepasang ayunan selalu menjadi tempat kita bertemu di setiap minggunya. Aku seperti menemukan seorang teman lama dalam dirimu. Seorang teman yang mampu mengisi hari-hariku dengan perasaan yang nyaman.
 
Malam itu aku yang sampai terlebih dahulu di taman bermain. Cukup lama aku menunggumu. Hm, tidak biasanya kamu setelat ini.
 
Ri, kamu di mana? Aku mengirimkan pesan singkat dan terus menatap layar ponsel, menunggu pesan balasan darimu.
 
Lin.. Maaf aku gak bisa menemuimu malam ini. Ada suatu hal yang harus segera kuselesaikan. Nanti aku akan cerita padamu.
 
Aku menghela nafas dan mulai membalas pesanmu. Namun, pesan kedua datang.
 
Langit sedang cerah.Pandanglah langit utara. Cari bintang yang paling terang itu. Ada rindu yang kutitipkan di sana.
 
Aku tersenyum membaca pesanmu, kemudian aku pun menatap langit. Aku tersenyum semakin lebar.
 
Sudahkan kau menemukan bintang terang itu? - Orion