Sunday, August 31, 2014

Living with Memories..

Beberapa hari yang lalu saya menemukan sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Lee Seung Cheul, seorang penyanyi ballad asal Korea. Ketika mendengar lagu itu, entah mengapa saya merasa kesedihan yang dalam. Karna penasaran, saya pun mencari liriknya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
 
 
Will you be okay with just living with memories?
I asked you what a memory is.
It was hard to listen to your answer without tears.
 
Di hari-hari yang lalu kita banyak berbagi kisah, tawa dan keluh. Yang satu menguatkan yang lainnya. Kalau diingat-ingat, saya lebih banyak protes padamu, ya? Memaksa kamu melakukan ini dan itu. Tapi, saya bawel kan demi kebaikan kamu juga. Ah, alasan saja kamu, Ay. Kalau sekarang, ada yang melebihi bawel saya pada kamu gak? :p
 
Di hari-hari yang lalu itu, saya tak pernah berfikir sedikit pun kalau suatu hari kita akan berpisah dan tak pernah bertegur sapa lagi. Satu hari di mana kamu pergi meninggalkan saya...
 
You said a memory is something that wont ever come back,
that you can never have again.
 
 
Pada awalnya saya tak mampu menerimanya. Saya amat marah dan kecewa. Saya berfikir kamu tega sekali meninggalkan saya. Tau kah kamu kalau saat itu saya merasa takut dan mengharapkan kamu tak melepaskan genggaman itu? Tau kah kamu kalau saya paling takut kalau ditinggalkan sendirian? Entahlah...
 
Butuh waktu cukup lama untuk saya menerima itu semua, untuk memaafkan kamu pun juga memaafkan diri saya yang terlalu menyalahkanmu saat itu. Dan akhirnya saya sadar bahwa kita tak dapat hidup dalam kenangan, bahwa hidup harus terus berjalan dan menemukan kebaikan di setiap langkah di hari-hari yang akan datang. Saya akhirnya paham, dan menyetujui kalau hari-hari yang lalu itu tidak akan kembali dan saya pun tidak ingin lagi mengulangnya.
 
Kini saya dapat memeluk kenangan itu tanpa merasakan sakit lagi, dan saya tau kamu pun sudah mendahului saya, sudah dapat memeluknya tanpa beban lagi.  Terima kasih untuk setiap detik yang pernah kita laluin, untuk penerimaan kamu atas banyaknya kekurangan saya, untuk keegoisanmu yang membuat saya memahami kamu melebihi orang lain dan untuk segaris senyum yang pernah kamu sisipkan di sela-sela pembicaraan kita. Saya memaafkanmu. Maafkan saya juga ya. :)
 
Ps: Jika suatu hari kita dipertemukan kembali, saya tak akan ragu untuk tersenyum dan menyapamu.^^
 
Ay.


Wednesday, August 27, 2014

Kisah 3 Sahabat

“ Ay, saya mau berterus terang padamu. Saya suka pada dia, entah sejak kapan saya tidak tau. Tapi yang jelas, rasa ini semakin lama semakin membesar. Apa yang harus saya lakukan? Kamu bisa bantu saya? “

Kata-kata itu terucap dari mulut Ven, sahabat saya. Dia menyukai Han, sahabat saya yang laki-laki. Dan yang dia tak tau, saya pun menyukai laki-laki yang sama…
2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Ketiga orang sahabat yang diam-diam saling menyukai. Banyak orang bilang kalau tidak ada yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Kami bertiga pernah menertawakan pernyataan itu, dulu. Ya, kami membuktikan kalau kami dapat bersahabat, murni, tanpa perasaan yang lebih, hanya rasa sayang dan peduli saja.  
Ke mana-mana kami selalu bertiga, kami berbagi hidup, berbagi tangis dan tawa, dan tanpa kami sadari, kami pun berbagi hati…
Kami adalah pribadi yang berbeda-beda. Saya tipikal anak yang lincah, ceria, manja namun tertutup dalam banyak hal. Ven tipe cewek yang sensitive, serius (namun sesekali dia pun dapat mencairkan suasana), dan amat terbuka, pun juga mengenai urusan hati. Sedangkan Han adalah  tipe  cowok yang humoris dan suka membuat lelucon, pendengar yang baik, dan pintar menenangkan orang lain.
Jauh sebelum Ven mengungkapkan perasaannya, dia pernah bilang seperti ini, “ Ay, kamu sadar gak kalau Han itu lebih perhatian kepada kamu? Saya rasa dia suka sama kamu.. hahahah..” dia meledek saya.
Saya sendiri saat itu tak menyadarinya. Saya merasa kalau sahabat berbuat baik dan perhatian kepada sahabatnya itu hal yang wajar. Namun, saya tak sadar kalau perhatian dari Han kepada saya melebihi perhatian seorang sahabat.
Saya pun mengacuhkannya, saya tidak mau ada perasaan lebih yang merusakan persahabatan kami bertiga. Tetapi, yang namanya hati memang susah ditebak. Saya bisa saja acuh dan tidak menanggapi segala perhatian dan kebaikannya, namun hati saya merespon itu. Perlahan-lahan saya menyukai dia, sahabat saya sendiri.
Suatu kali, kami bertiga pergi ke taman bermain. Saat itu, Han sering kali menggandeng tangan dan menepuk kepala saya. Saya merasa nyaman. Kami menghabiskan berjam-jam yang menyenangkan. Kami bertiga bahagia. Dan saat itu saya berjanji dalam hati untuk menetralkan perasaan saya, pun juga Han.
Ketika kami berdua sudah mulai bisa menetralkan perasaan, masalah lain terjadi. Ven mengungkapkan kalau dia suka dengan Han. Saya terkejut dan tak tau harus berkata apa. Dia meminta saya untuk membantunya pendekatan ke Han. Saya ingin menangis.
Ven  benar-benar menunjukkan ketertarikannya pada Han. Dia mulai melakukan pendekatan-pendekatan dan perhatian-perhatian yang membuat saya merasa risih dan tak nyaman berada diantara mereka berdua.
Dan pada puncaknya, dia mengungkapkan isi hatinya kepada Han. Di saat itu saya takut, kalau mereka menjadi pasangan, bagaimana dengan saya?
Han menolak dengan halus. Ven sakit hati, dia tak bisa menerima penolakan itu. Han pun menjadi dingin dan acuh pada Ven.
Bagaimana dengan saya?
Saya marah. Saya kesal kepada mereka. Tiap kali saya mendekati Han, Ven akan melirik dengan kecemburuan yang tak tertutupi. Berbulan-bulan lamanya, hubungan kami bertiga menjadi kaku. Kami yang biasa tertawa bersama, kini hanya terdiam. Tak banyak yang kami bicarakan. Dan sampai kelulusan sekolah, persahabatan kami tak lagi lekat seperti dulu. Keadaan berubah, kami berubah, semuanya tak sama lagi…
 
Ps :
Buat Ven dan Han, kalau suatu saat menemukan tulisan ini dan berpikir “ kok beda dengan yang kita alami ya, Ay? “ Hihihihi. Memang iya, untuk membuatnya saya menambahkan sedikit bumbu di beberapa bagian.^^
Buat Ven, saya masih belum puas untuk mengucapkan selamat untuk pernikahanmu! Satu dari sekian kabar menggembirakan untuk saya.^^
Buat Han, makasi ya udah menemani saya di pernikahan Ven. Semangat untuk tugas akhirnya. Kamu pasti bisa melaluinya.^^
***
Ps lagi : ketika tadi iseng buka-buka draft, ternyata menemukan tulisan ini. waktu itu niatnya di post beberapa hari setelah pernikahan Ven. Ah, kenapa saya bisa lupa ya waktu itu~
 
Tersenyum lebar,
AY

Sunday, August 24, 2014

Yang Boleh dan Tidak Boleh

Saya tidak pernah terpikirkan untuk menuliskan ini. Tapi karna banyak hal, saya pun terpaksa menuliskannya.  Di sini saya mau menegaskan garis batas antara saya dan kalian. Angkuh kah saya? Baiknya saya ceritakan awal mulanya ya^^
 
Saya punya 2 blog, si Summer dan Vealde. Dari blog, saya mengenal banyak orang dengan berbagai karakter. Saya selalu senang tiap kali melihat ada orang yang meninggalkan jejak di kotak komentar. Rasanya ada orang di luar sana yang menyukai tulisan saya. Ada beberapa silent reader yang akhirnya mengirimkan komentar dan membuat saya terharu. Hei, saya menghargai kalian. Makasi ya^^
Bercerita melalui blog, kenal banyak orang dan bahkan menjadi teman dari beberapa blogger, hal yang tak pernah saya bayangkan. Namun ada hal-hal yang sedikit banyak mengganggu saya. Ini tentang orang-orang yang ‘merasa’ mengenal saya hanya baca dari blog. Sebenarnya saya tidak mempermasalahkannya, tapi lama-lama saya merasa risih lho. T__T
Belakangan ini saya cukup banyak menerima email dari orang-orang yang saya tidak kenal. Beberapa dari mereka menceritakan tentang diri mereka dan menanyakan ini dan itu kepada saya, semacam konsultasi. Saya pun membalas email mereka dengan senang hati dan merasa ‘wah, mereka mempercayakannya kepada saya.’ Namun ada email-email yang diawal saya balas dengan baik namun berakhir dengan tidak baik.
Ada orang yang ‘merasa’ amat mengenal saya hanya dari blog dan menjadi ‘sok’ menasehati saya. Suka kah saya? Jelas, tidak. Saya tegaskan kepada kamu dan kamu bahwa yang saya ceritakan di kedua blog ini hanya sepersekian dari hidup saya. Jadi tolong jangan sok tau!  Kalau saya tanya balik sama kamu, suka kah ketika ada orang yang merasa mengenalmu padahal orang itu tidak tau banyak tentangmu? Coba dipikirkan.
Ada orang yang sampai ‘maksa’ untuk minta contact saya. Setelah dipertimbangkan dan berpikir ‘orang ini asik juga’, saya pun memberikan pin bb saya. Di hari saya memberi pin bb, di hari itu pula saya menyesalinya. Orang ini amat mengganggu, selalu nge – PING!!!’ ketika saya lama membalasnya. Hei, saya punya kesibukan lain dan tidak hanya punya waktu untuk membalas chat kamu. Maaf terpaksa saya delete kamu dari contact saya.
Ada orang yang mengirimkan email ke saya, tapi setelah saya balas beberapa kali, orang ini jadi ‘kurang ajar’ dan pembicaraannya mengarah ke hal-hal yang tidak baik. Saya memutuskan untuk tidak membalasnya lagi, meskipun orang itu masih terus mengirimkan email kepada saya sampai beberapa hari yang lalu.
Ada orang yang tau-tau contact saya dan menjadi ‘sok akrab’ kepada saya. Saya mengabaikan ke-sok akrab-annya itu, di awal. Tapi lagi-lagi saya merasa tidak nyaman. Di tambah dia menceritakan hal yang kalau diperhatikan kok jadi sama dengan yang saya ceritakan di blog, dia menjadi menyama-nyamakan apa yang dia alami dengan kisah saya. Hmm.. saya tidak suka lho~
Jadi, sudah tau ya mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan? Saya akan tetap senang menerima komentar dan email dari kamu dan kamu semua. Namun tetap hargai privacy saya ya.^^
 
Peluk hangat dari
AY