Monday, September 22, 2014

Waktu Bersama Han

Hai Ven, Hello Han!^^ apa kabar? Hari ini saya ingin bernostalgia dengan beberapa kenangan yang kita lewati dulu. Mudah-mudahan kalian masih mengingatnya, seperti saya yang masih ingat setiap detail kebersamaan kita :’) Dimulai dengan Han dulu ya~
Bersama Han
Han, ingatkah pertemuan pertama kita? 10 tahun yang lalu! Betapa tahun berlari begitu cepat yaa.
2004 – Masa Orientasi sekolah
Pertama kalinya kita bertemu, kita satu kelompok di MOS selama 2 hari. Saat itu entah kenapa, kita yang tidak saling kenal bisa tertawa begitu lepas. Menertawakan bawaan-bawaan yang harus dibawa. Masih ingatkah dengan celana dalam plastik, you see one thousand, 2 tang kaleng, silver abang none, ketan hitam 2004 biji? Hahahha.. saya selalu tertawa jika mengingatnya.
Dan ingatkah ketika kita berdua dihukum karna hanya membawa sedikit ketan hitam? Berdua dipojokkan lapangan basket harus menghitung sekilo biji ketan hitam! Waktu itu kita malah tertawa-tawa sambil menghitung asal-asalan.
2 tahun kita sekelas
Ternyata takdir mempertemukan kita kembali. Setelah MOS, kita pun belajar di kelas yang sama ^^ waktu kelas 1, di pelajaran Bahasa Inggris, kita pernah melakukan drama berdua di depan kelas. Saya yang tidak bisa bahasa Inggris, banyak mendapat pertolongan dari kamu. Terima kasih^^
Hampir setiap pelajaran, kita sekelompok. Kamu si pintar dan saya si dodol, walaupun begitu, kita selalu kompak^^
Dan lagi-lagi, di kelas 2 kita pun sekelas.  Hal yang menyenangkan. Ingatkah saat itu saya selalu bercerita tentang seseorang kepada kamu? Seseorang yang begitu saya sukai, (bisa dibilang laki-laki itu adalah cinta pertama saya) sampai-sampai saya tidak dapat melihat kebaikan laki-laki lain.
Waktu itu, Ven pernah bilang ke saya, kalau kamu sebenernya kurang suka saya selalu cerita tentang laki-laki itu. Hei, kenapa kamu tidak bilang ke saya? Maaf ya, waktu itu kamu harus mendengarkan cerita-cerita saya setiap hari, cerita saya dengan laki-laki itu. Maafkan saya yang tidak peka.
Oya, waktu kelas 2 kamu banyak berubah! Kamu jadi males sekolah. Ya ampunn.. ingat tidak ketika kamu dipanggil wali kelas? Diberi peringatan kalau kamu sering bolos, kamu akan dikeluarkan dari sekolah? Ingatkah berapa kali saya mengomeli kamu untuk tidak males ke sekolah?
Meskipun begitu, kamu yang sering kali bolos, selalu mendapatkan nilai-nilai tinggi. Saya yang jarang bolos saja sering remedial, sedangkan kamu hampir tidak pernah mengulang ulangan! Han, saya iri! Hahahah..
Saya dan Ven, agak menjaga jarak ketika kamu punya pacar. Kami gak mau buat pacarmu salah paham. Tapinya, malah kamu yang selalu mendekati kami. Lebih sering bersama kami dibanding pacarmu itu. Dan yah, akhirnya kamu putus. Apa sih yang kamu pikirkan saat itu? Pacarmu begitu baik dan tidak banyak menuntut.
Di kelas 3, giliran Ven yang sekelas denganmu, dan  saya terpisah. Dari saat itu, hubungan kita bertiga renggang. Kamu pasti tau apa penyebabnya. Kita bertiga tak lagi sedekat dulu, meskipun kamu masih selalu membantu saya ketika saya butuh pertolongan.
 Ingat tidak ketika saya panik (lagi-lagi) karna pelajaran bahasa inggris? Saya panik karna harus speech di depan kelas pakai bahasa inggris. Dan kamu dengan baik hatinya membantu saya. Saya memberikan catatan berbahasa Indonesia, dan kamu menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Entah apa jadinya kalau tidak ada kamu, mungkin saya akan failed di pelajaran itu. Makasi ya, Han!^^
Banyak sekali yang berubah ketika kelulusan. Kita jadi amat jarang bertemu, kita sibuk dengan kehidupan masing-masing. Saya tak tau kabar kamu, pun juga kamu. Setelah kelulusan sekolah, sampai saat ini, berapa kali kita bertemu? Saya rasa kurang dari 10 kali.
2011, ketika saya sedang disibukkan dengan Tugas Akhir (saat itu saya lagi stress mencari tema apa yang ingin diangkat), kamu tiba-tiba chat saya. Kamu bilang kangen dan ingin bertemu. Dasar aneh! Setelah menghilang sekian lama, tau-tau chat saya seperti itu.
 Dan kita bertemu. Lagi-lagi dengan baik hatinya kamu menemani saya ke suatu café tempat saya  observasi untuk pembuatan tugas akhir. Kamu menemani saya bertemu dengan pemilik café. Waktu itu kita berdua aja, tapi ramenya kayak berlima. Berisik banget dan banyak tawa tumpah selama di café. Oya, kebiasaan kamu dari jaman SMA pun kumat, iya apalagi kalau bukan pup! Hih. Dari café, kamu tiba-tiba belok ke pom bensin.
“ Ay, sebentar ya tunggu di mobil. Perut gue mules nih.”
“ Ih lo ya, kebiasaan banget deh. Yaudah sana.”
Tak lama kamu kembali ke mobil dengan cengir lebar. Lega banget yah abis keluarin isi perut? Ahahahah.
Desember 2012, kembali kita bertemu. Hanya sebentar memang. Karna kamu hanya mampir di booth saya ketika pergantian jam kuliah. Yep, saat itu saya buka stand di kampus kamu. Makasi sudah menyempatkan mampir selama 2 hari.
Terakhir, kita bertemu di pernikahan Ven. Kamu menjemput saya dan kita bersama-sama datang ke pernikahan sahabat kita. Gak nyangka ya Han, Ven menikah secepat itu!
Ps : semoga aplikasi S2 kamu diterima. Dan nantinya, ketika kita sudah berada di benua dengan 14 jam perbedaan waktu, mudah-mudahan kita masih tetap bisa saling menyapa. Sukses untukmu^^
Peluk erat dari Ay

Wednesday, September 3, 2014

You fall in love with people’s minds. — Anaïs Nin
Anais Nin adalah seorang pengarang yang lahir di Perancis tahun 1903. Sejak umur 11 tahun, Anais Nin dikenal dengan kumpulan cerita dari buku hariannya.
Saya amat menyetujui pernyataan Anais Nin, kami sepaham dalam hal ini. Semakin usia bertambah, entah mengapa saya tidak lagi banyak menilai orang dari rupanya. Ada banyak hal yang mengajarkan saya bahwa tampak luar dapat menipu dan saya beberapa kali mengalaminya. Bertemu dengan banyak orang palsu, yang tampak luar bertolak belakang dengan yang sebenarnya.
Ketika masa putih abu-abu, saya selalu suka dengan orang-orang yang memiliki tampang yang enak untuk dilihat (yah walaupun menurut orang lain tampang orang itu biasa saja, tapi buat saya orang itu tampan). Hal yang wajar bukan? Walaupun saya tak banyak memilih dalam hal berteman, tapi saya amat selektif dalam hal laki-laki yang ingin mendekati saya. Saya terlalu menilai tinggi diri saya padahal saya banyak memiliki kekurangan.
Rupa yang tampan namun memiliki sikap yang buruk hanya akan membuat rupa itu tak ada nilainya, saya mulai memahami itu. Dan entah sejak kapan, saya lebih menilai orang dari kepribadiannya, dari pola pikirnya. Dan saya terkagum dengan beberapa orang yang memiliki pola pikir yang amat luar biasa namun dengan fisik yang kurang. Hei, betapa karakter yang baik dapat menutup keburukan rupa yang dipunya. :)
Saya pernah jatuh cinta dengan laki-laki yang biasa saja, tapi bagi saya dia memiliki karakter yang baik dan pola pikir yang membuat saya mengangguk menyetujui (saat itu). Dia tipikal laki-laki yang amat sayang dengan mamanya pun juga dengan adik-adiknya. Dia tak malu untuk membantu mamanya memasak di dapur dan memilih nyuekin sms dari saya hanya untuk menemani adik terkecilnya belajar. Bagaimana saya tidak jatuh cinta dengan laki-laki itu?
 Dan ada banyak alasan lainnya untuk tetap menyukainya walau sekarang laki-laki itu sudah bukan bagian dari kehidupan saya. Saya tak punya dan tak ingin mencari-cari kelemahannya untuk alasan saya membencinya.
Cinta yang baik memang seharusnya seperti itu~ :)
 
Ay.