Friday, September 30, 2016

Katamu...

Foto dari sini
 
Kamu pernah berkata kalau aku orang yang sangat mudah menangis, oleh karenanya kamu tidak mungkin meninggalkanku.
 
Kamu pernah berkata kalau aku orang yang terlalu naif di dalam dunia yang penuh orang-orang palsu, oleh karenanya kamu tidak mungkin meninggalkanku.
 
Kamu pernah berkata kalau aku memiliki senyum yang dapat membuat amarahmu reda, oleh karenanya kamu tidak mungkin meninggalkanku.
 
Kamu pernah berkata kalau aku orang yang takut berada dalam ruangan yang gelap, oleh karenanya kamu tidak mungkin meninggalkanku.
 
Kamu pernah berkata kalau aku tidak akan bisa menjalani hidup tanpamu, oleh karenanya kamu tidak mungkin meninggalkanku.
 
Nyatanya, aku tetap baik-baik saja ketika kamu benar-benar pergi meninggalkanku dan melupakan semua yang pernah kamu katakan sebelumnya.
 

Love,
Ay.

Friday, September 23, 2016

Syal dan Sarung Tangan

Foto dari sini

Kamu membantuku merapatkan jaket yang aku kenakan.
"Masih dingin?" Tanyamu dengan raut cemas.
"Sedikit."
Kemudian kamu melepaskan sarung tangan dan memakaikannya kepadaku. Kamu pun melepas syal dan melingkarkannya untuk menutupi leherku.
"Yuk, sebelum salju benar-benar turun."
Kamu menggenggam tanganku dan memasukkannya ke dalam saku jaket.

Love,
Ay.

Friday, September 16, 2016

Cangkir Yang Dalamnya Menguning




Foto dari sini

 
Kita pernah berbagi cerita di hari-hari yang lalu. Aku dengan secangkir teh bunga krisan, kamu dengan segelas kopi susu. Kita akan duduk di teras depan sambil memandang langit sore yang berwarna jingga.
“Kamu jadi pindah ke Bali?” Tanyaku dan tanpa sadar aku meremas gagang cangkir yang aku pegang.
Kamu mengangguk tanpa memandang kearahku, kemudian kamu mengambil gelas yang ada di meja dan meneguk isinya.
Aku pun ikut menyeruput teh bunga krisan, rasanya hambar, tidak seperti biasanya.
“Ini pertemuan terakhir kita,” katamu, lagi-lagi tanpa berani menatapku.
“Aku tau.”
“Jaga diri kamu.”
“Aku akan baik-baik saja,” ucapku setalah ada jeda panjang.
Dengan cepat kamu meneguk kopi susu itu dan menghabiskan isinya.
“Aku pamit,” ucapmu. Kali ini kamu memandangku dengan tatapan dalam yang sulit terbaca.
Tidak ada pelukan. Tidak ada ucapan selamat tinggal. Kamu berlalu begitu saja dan aku hanya mampu memandang punggung kokohmu pergi menjauh.
Aku pun menghabiskan teh bunga krisan yang sudah mendingin. Sebelum beranjak dari teras, aku memandang bagian dalam cangkir itu. Warnanya sudah menguning, tanda bahwa cangkir ini sering kali dipakai dan diisi oleh teh.
Cangkir yang dalamnya menguning, telah banyak menyimpan kisah.
Aku pun beranjak dari teras dan memeluk cangkir itu.

Love,
Ay.

Kembali Seperti Semula

Saya tersadar bahwa dari tahun lalu, isi di blog ini kebanyakan curhatan saya. Hahaha.. Padahal ketika membuat blog ini, saya ingin banyak mengisinya dengan cerita fiksi / cerita 100 kata / flash fiction. Nyatanya, malah banyak berisikan keluh kesah saya.
Jadi, kisah-kisah di luar curhatan itu bukan kejadian nyata, Ay?
Ya dan tidak. Ada secuil bagiannya yang memang benar saya alami, kemudian berkembang begitu saja. Dan ada juga yang benar-benar fiksi. Tetapi saya menuliskannya dengan feels yang nyata.
Jadi, saya ingin mengembalikan seperti semula. Saya tetap akan curhat di sini juga sih, tapi gak sebanyak sebelumnya. Hehe.
Oh ya saya sedang menantang diri saya untuk menuliskan cerita dari 1 kata. Entah bagaimana, tiba-tiba terpikirkan, “gimana ya kalau kembangin cerita dari 1 kata?”. Dan saya membuat list kata yang terpikirkan oleh saya. Setiap 1 kata akan dibuat 1 cerita. So far, sudah 52 kata yang ada di dalam list dan beberapa sudah saya buat dalam bentuk flash fiction.
Rencananya akan saya publish setiap hari Jumat jam 8 malam (mulai dari malam ini). Gak ada alasan khusus sih kenapa saya posting setiap Jumat, hanya ingin saja. :p
Selamat hari Jumat.^^

 
Love,
Ay.
 

Monday, September 5, 2016

Sekedar Cerita

Saya lagi baper berat nih. Alesan bapernya sih lucu, gara-gara satu lagu yang awalnya saya gak tau artinya tetapi saya putar berpuluh-puluh kali. Iya, puluhan kali. Bahkan saya share di salah satu social media saya.
 
Jadi, setiap hari saya menyempatkan membuka youtube dan menonton beberapa menit tingkat lucu si kembar 3 Daehan, Minguk, Manse. Saya ngefans banget sama mereka dan saya belum bosen mengulang tontonan yang sama berkali-kali setiap harinya. Saya menganggap ketiga anak itu hiburan untuk saya setelah seharian yang melelahkan.
 
Dan seminggu yang lalu, dibagian home youtube saya muncul cuplikan dari acara I Can See Your Voice, salah satu program variety show Korea. Acaranya sih ada para juri dan guest star dengan beberapa orang peserta. Nah para peserta ini harus bisa meyakinkan untuk dipilih. Dari sekian peserta itu ada yang suaranya bener-bener bagus, ada juga yang kacau sampai bikin ketawa-ketawa. Ada beberapa sesi tetapi peserta gak boleh nyanyi, pokoknya si guest star harus bisa kira-kira dan mengeliminasi peserta yang menurutnya memiliki suara yang jelek. Peserta yang tereliminasi itu dikasih kesempatan buat nyanyi, biar ketauan suaranya beneran jelek apa ternyata bagus.  
Intinya setiap sesi ada 2 orang yang terleminasi dan nanti yang tinggal 1 orang itu tentunya menang dong ya. kalau 1 orang yang dipilih itu suaranya bagus, dia akan dibuatkan album dan duet dengan guest star, tapi kalau ternyata suaranya jelek, dia akan dihadiahi sejumlah uang karna berhasil mengelabuhi para juri dan guest star. Konsep yang menarik.
Balik lagi ke video yang muncul di home saya, karna penasaran, saya buka lah. Durasinya kurang dari 4 menit tapi membuat saya terbius. Seorang peserta yang tereliminasi menyanyikan satu lagu yang saya belum pernah dengar sebelumnya. Peserta ini adalah mahasiswa kedokteran di salah satu kampus di Korea, para juri awalnya meremehkan dia, bilang kalau dia gak punya skill, suaranya pasti jelek. Tetapi mereka semua langsung kaget dan nyesel ketika mendengar suara peserta ini.
Entah saya yang lebay atau gimana, tapi menurut saya dia menyanyikannya dengan sepenuh hati, bikin saya dan para penonton di studio gak bisa berkata-kata. Saya amat suka dengan suaranya. Dan saya gak puas hanya mendengarnya sekali, saya sampai putar berkali-kali dan besoknya pun demikian. Sudah tak terhitung banyaknya pengulangan selama seminggu ini. Tetapi hari ini yang paling banyak saya putar, dari pagi sampai siang saya putar lagu ini.
Saya pun akhirnya mencari tau penyanyi asli dan liriknya. Park Hyo Shin adalah penyanyi dari lagu yang berjudul Think I Can’t Do For You. Dan lagunya mengenai perpisahan. Ah, pantas saja dari nadanya udah sedih banget.
Hal yang bisa kita lakukan bersama adalah berpisah..
Mungkin karna saya terlalu baper, satu kalimat di atas membuat saya galau. Tentang suatu kerelaan untuk melepaskan. Saya jadi ingat hari-hari yang lalu, banyak hal yang saya lepaskan dan harus rela saya tinggalkan. Tidak, saya tidak ingin menyesali apa-apa yang telah saya rela lepaskan. Saya hanya sekedar mengingat saja.
Ah, padahal saya tidak dalam keadaan yang patah hati lho, bahkan sebaliknya. Apa jadinya ya kalau saya mendengarkan lagu ini dalam keadaan hati yang kacau, mungkin akan mewek kali. Hahaha.. iya, saya emang cengeng.
Hm, saya juga gak tau apa inti dari tulisan ini. :p Cuma pengen cerita aja kalau saya lagi baper sama satu lagu itu.
Tapi, hidup saya sedang baik-baik saja kok, saya sedang menikmati kebaikan Tuhan dalam hidup saya. Terlebih ada matahari yang belakangan ini mengisi hari-hari saya. :D
Love,
Ay.

Thursday, September 1, 2016

September :)

 
Rasanya baru kemarin saya mentertawakan status teman di path ketika dia say goodbye di bulan Januari, sekarang malah sudah masuk September. Membuat saya kembali mengingat-ingat apa yang telah saya lakukan selama 8 bulan ini. Lo udah berbahagia sebanyak-banyaknya belom? Hampir. Saya sih maunya bahagia terus ya, tapi lagi-lagi hidup gak mungkin berjalan begitu mulus, akan ada kerikil-kerikil yang membuat kakimu tergores. Tidak apa-apa, anggaplah itu sebagai pengingat untuk kita selalu bersyukur dalam kondisi apa pun.
 
Sekitar 3 bulan yang lalu, saya sempat galau dan panik. Malu kalau saya harus ceritakan di sini. Tapi, lagi-lagi rencana Tuhan memang ajaib ya, Dia hilangkan segala galau dan kepanikan saya tepat pada waktuNya. Dan saya bersyukur, semoga kali ini memang benar jawaban dari Tuhan. :)
 
September adalah bulan kedua yang saya suka setelah Desember. Kalau di luar, September itu bulan yang menggantikan Summer ke Autumn. Iya, saya suka musim gugur, melihat daun-daun yang berubah merah kecoklatan. Bahkan saya punya keinginan untuk pergi ke suatu negara di bulan September, menikmati dedaunan yang gugur sambil merapatkan jaket dan menyeruput peppermint tea yang masih mengebul. Mudah-mudah keinginan saya ini tercapai, entah taun depan atau beberapa tahun lagi.^^
 
Dan di akhir September nanti, usia saya pun bertambah. Sempat sih mikir, 'ya ampun, tua banget deh gueee!', Tapi, mau bagaimana pun, mau saya merengek-rengek pun, tidak akan membuat hari berjalan lebih lambat. Ya, kan? :p
 
Oya, di bulan lalu saya sempat ikutan lomba menulis cerpen lagi, saya gak berharap menang sih tapi seandainya menang berarti saya mendapatkan kado yang manis. Karna pengumumannya jatuh mendekati akhir bulan September. Semoga aja ya, semoga. :D
 
Hm, saya juga tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan, asli deh taun ini saya benar-benar sibuk. Saya pun sedang ada project bersama adik dan mami saya dan kami sedang sibuk mempersiapkan berbagai hal untuk di bazaar yang akan diadakan tanggal 10 September nanti. Tinggal 9 hari lagi! Rasanya takut persiapannya kurang maksimal deh. Mudah-mudahan acaranya berjalan lancar dan orang-orang yang mampir di booth kami menyukai produk kami. :)
 
Terakhir, di bulan ini saya mau belajar lebih bersyukur dan tentunya lebih berbahagia biar bisa menularkan kebahagiaan ke orang-orang yang saya sayang. :')
 
Love,
Ay.