Monday, April 4, 2016

Pindah

Tulisan ini kelanjutan dari postingan 'Pergi'. Entah kenapa saya ingin melanjutkannya kembali. Belakangan ini saya mendengar banyak kabar tentang orang-orang yang memutuskan untuk pindah kantor. Beberapa diantara mereka cukup dekat dengan saya. Kita banyak berbagi cerita. Mulai dari urusan pekerjaan sampai urusan rumah tangga. Dari saling meledek sampai menggalau bareng.

Di bulan lalu, saya mendengar 4 orang teman saya yang memutuskan berpindah tempat. Oh, ditambah satu lagi teman dari pihak principal yang pindah. 5 orang. Bukanlah jumlah yang sedikit. Ketika nanti sudah tidak di dalam satu perusahaan lagi, meskipun ada ucapan: keep in touch ya! tetaplah tidak akan sama. 

Dan ketika saya mendengar kabar itu, hati saya seakan kosong. Ada sesuatu yang hilang, ada sesuatu yang nantinya tidak sama lagi. Entah mengapa, saya jadi merasa takut ditinggalkan. Padahal saya sudah terbiasa ditinggalkan. Tetapi, setiap kali ada orang yang pergi, rasanya masih selalu sulit untuk dimaklumi, untuk diikhlaskan. 

Iya, saya tau, selalu ada 'indah' disetiap 'pindah', keputusan mereka adalah sepenuhnya hak mereka dan saya tidak punya hak untuk mencampurinya. Saya hanya mampu untuk mendoakan agar hidup mereka akan semakin baik dan menemukan kebahagiaan di tempat yang baru. 

Walau sulit, tetapi saya bilang sekali lagi pada diri saya bahwa mereka yang pergi adalah mereka yang waktunya sudah selesai bersama saya. Terima kasih sudah pernah hadir dan mengisi bagian dari hidup saya. :')

Ps: Jadi, kamu kapan pindah Ay?

Friday, April 1, 2016

Jatuh Cinta

Beberapa hari yang lalu saya membeli komik Hi, Miiko edisi terbaru. Saya salah satu fansnya Miiko dan Tappei, dua tokoh utama, anak SD yang diam-diam saling menyukai. Di dalamnya ada satu cerita tentang Valentine, ketika Miiko (si tokoh anak perempuan) sedang galau ingin memberikan apa kepada Tappei. Miiko ini menganggap Tappei teman yang spesial, dia gak sadar kalau sebenarnya  dia suka dengan Tappei. Begitu pun sebaliknya, Tappei yang cuek dan suka iseng ke Miiko sebenarnya orang yang paling memperhatikan Miiko.

Balik ke cerita, sehari sebelum Valentine Miiko sibuk membuat coklat untuk dibagikan kepada teman-teman sekelasnya. Tetapi Miiko ingin memberikan tambahan hadiah kepada Tappei. Singkat cerita, dia pergi ke toko pernak-pernik dan melihat beberapa gadis SMP yang sibuk memilih sapu tangan cantik untuk diberikan ke laki-laki yang mereka sukai. Miiko pun ikut-ikutan membeli sapu tangan.

Besoknya dia kasih coklat dan sapu tangan kepada Tappei. Oh ya, gak hanya Miiko yang menyukai tappei, tapi ada satu teman sekelasnya juga yang suka dengan Tappei, anak itu pun memberikan sapu tangan! Dan ternyata keesokan harinya lagi, Tappei malah pakai sapu tangan yang anak itu berikan. Miiko jadi bete, dia sedih melihat Tappei gak memakai pemberian.

Ono Eriko, pengarang Hai, Miiko memang sering memberikan akhir cerita yang tidak disangka. Kenapa Tappei gak memakai sapu tangan pemberian Miiko? Saya berpikir awalnya Tappei sayang untuk menggunakannya dan dia simpan sapu tangan pemberian Miiko agar tidak kotor dan rusak. Ternyata tebakan saya salah total.

Miiko ini emang ceroboh, jadi yang dia beli itu bukan sapu tangan melainkan……. Celana dalam! Hahahahahahahaha.. aduh, dodol banget. Ternyata rak celana dalam dan sapu tangan ditempatkan bersebelahan dan dilipat dengan bentuk yang sama. Jadilah bukannya beli sapu tangan, Miiko malah beli celana dalam. Diakhir cerita, Tappei berbicara dalam hatinya: dasar Miiko, ini aku pakai kok tapi gimana bisa nunjukkinnya.

Cerita yang manis dan selalu bisa bikin saya senyum-senyum sendiri. Gara-gara cerita itu, saya jadi berpikir: kapan terakhir lo ngerasa jatuh cinta?

Saya tidak ingat. Iya, saya tidak mengingat dengan baik kapan saya jatuh cinta. Saya tidak ingat kapan saya menjadi gugup, salah tingkah dan banyak kupu-kupu beterbangan di dalam perut. Kapan ya? Saya lupa lho.

Ada begitu banyak hal yang terjadi, ada hal-hal lain yang membuat saya lupa rasanya jatuh cinta. Bahkan di tahun lalu, ketika ada seseorang yang ingin mengajak saya serius, komit dan merencanakan masa depan bersama pun tidak dapat menggerakkan hati saya. Saya tidak dapat jatuh cinta padanya. Seberapa pun dia berusaha meyakinkan saya dan seberapa pun saya berusaha untuk menerima semua kebaikannya, tetap tidak dapat membuat saya jatuh hati padanya. Maaf.

Saya tidak mudah meletakkan dan mempercayakan hati saya kepada orang lain. Dan mungkin juga, ketika diumur yang sekarang, jatuh cinta versinya bukan lagi tentang salah tingkah, gugup dan deg-degan. Kalau dulu saya pernah bilang begini: gue butuh cowok yang bisa kasih tegangan tinggi biar bisa menggetarkan hati gue. Tetapi sekarang saya tidak membutuhkannya lagi. Ada hal-hal yang lebih principal ketimbang rasa yang hanya sementara itu.

“Karena jatuh cinta itu temporary, gak bertahan lama. Nanti itu akan berganti menjadi komitmen. Lo gak bisa berharap jatuh cinta selamanya. Cinta itu punya tanggal kadaluarsanya.” – Tirta

Ehm, tapi saya mau lho merasakan lagi rasa yang punya masa expirednya itu. :p


Ay.