Pernahkan kamu berpikir tentang rumah mungil yang didalamnya selalu
penuh tawa? Iya, tawa kita di sana :)
Ketika pagi hari, aku akan membangunkanmu
dengan kecupan lembut di kening. Dan ketika kamu terbangun, aku sudah
menyiapkan sepotong roti panggang dengan selai nanas kesukaanmu serta segelas
coklat panas.
Selagi kamu mandi, aku pun menyiapkan baju
kerjamu dan kuletakkan di tepi ranjang. Kamu tak pernah protes dengan pilihan
baju yang aku siapkan setiap paginya. Dengan senyum penuh semangat, kamu pun
berangkat ke kantor.
“ Ay, aku berangkat. Nanti aku akan pulang
cepat, jadi siapkan makanan kesukaanku ya, “ pinta kamu.
Kamu pun akan mengecup kelopak mataku dan aku
akan membubuhkan tanda salib di keningmu.
Aku tersenyum. “ iya, kamu hati-hati ya.”
Kegiatan sederhana yang setiap pagi selalu kita
lakukan, dan entah mengapa kita tak pernah bosan melakukannya. Dan obrolan-obrolan
singkat sebelum kamu berangkat kerja adalah salah satu hal yang menyenangkan.
Ketika kamu tengah sibuk dengan tumpukan berkas
di meja, aku pun tak kalah sibuk membersihkan rumah mungil kita. Rumah tempat
di mana kamu akan selalu pulang.
Setiap sore, aku setia menunggumu di depan
rumah. Melihat kedatanganmu dari kejauhan. Hei,
betapa aku merindukanmu seharian ini! Kemudian kamu memelukku singkat dan kita
sama-sama masuk ke dalam rumah.
Aku suka melihat kamu makan dengan lahap.
Kadang kamu akan melirikku apabila masakanku terlalu asin, tetapi tetap saja
kau habiskan. Kamu selalu menghargai apa pun yang aku masak.
setiap malam, di tempat tidur, kita akan saling
bercerita kegiatan yang kita lakukan selama sehari ini. Aku akan bercerita
tentang film yang aku tonton di tv, tentang anak-anak tetangga yang tadi siang
mampir ke rumah, membuat suasana rumah menjadi ramai dan tentang gosip-gosip
dari ibu-ibu tetangga.
Kemudian kamu pun akan bercerita tentang pekerjaanmu
hari ini, tentang serangkaian meeting yang harus kamu lalui, tentang teman
dekatmu di kantor yang sebentar lagi akan menikah, tentang makan siangmu yg
terlalu pedas dan membuatmu harus berkali-kali ke toilet, dan tentang proyek
yang berhasil kamu dapatkan. Sebuah berita yang menggembirakan.
Setelah kehabisan cerita, kita akan terlelap.
Mengistirahatkan badan yang seharian telah digunakan.
Kita tidak seterusnya akur, adakalanya kita pun
berselisih paham. Keributan-keributan kecil yang membuat moodku rusak dan kamu
berangkat ke kantor dengan muka yang ditekuk. Namun, kita tak tahan apabila
bertengkar dan saling diam-diaman terlalu lama. Salah satu dari kita pasti akan
menelpon dan mengucap maaf. Kita pun akan kembali bercanda.
“ Ay, aku tidak pernah menyesal memilihmu
sebagai teman hidupku. Terima kasih untuk sepotong roti panggang dan segelas
coklat panas setiap paginya. Terima kasih kamu selalu ada di sisiku. Kamu,
dengan segudang mimpi dan harapan. Kamu, pembawa tawa dalam hidupku. Kamu,
alasan aku selalu ingin cepat pulang ke rumah. “