Hi, Suami! :D
Aku harap kamu dalam keadaan yang baik.
Sebenarnya aku bingung mau menuliskan apa dibagian awal surat untukmu ini. Kamu tau kan aku tak mudah mengungkapkan banyak hal.
Hampir disepanjang hidup, banyak sekali hal-hal yang aku pendam sendirian, yang bahkan kepada teman terbaik pun aku tak mampu menceritakannya.
Tapi, akhirnya aku menemukan tempat di mana aku bisa menjadi diriku, menceritakan apa-apa yang tak bisa aku ceritakan sebelumnya, melepaskan wajah 'baik-baik saja' ketika sebenarnya tidak sedang baik-baik saja. Pun tidak malu menunjukkan wajah sembab sehabis menangis.
Dan tempat itu ada di dalam sosok seorang pria.
Seseorang yang kepadanya membuat aku percaya untuk meletakkan segala kelelahan dan kecemasan.
Seorang pria yang begitu luar biasa, yang tidak hanya mampu mengisi hari-hariku dengan begitu banyak tawa, tetapi selalu memeluk erat dan membisikkan: tenanglah, aku selalu disisimu.
Kamu. Seorang suami yang Tuhan kirimkan untuk wanita yang sepanjang hidupnya tidak pernah yakin akan dirinya sendiri. Kamu menguatkanku.
Kita adalah pasangan yang saling melengkapi, kita akan menegur ketika salah satu dari kita melakukan hal yang tidak baik. Kamu mengingatkanku untuk selalu berdoa, dan aku akan selalu menyelipkan namamu dalam setiap doaku.
Setiap minggunya kita akan bersama-sama pergi ke gereja, tempat di mana dulu kita meneguhkan janji untuk terus bersama.
Aku belajar banyak hal darimu, bahwa tidak perlu mengharapkan kebaikan orang lain ketika kita melakukan hal baik untuk mereka. Anggaplah kebaikan-kebaikan yang kita lakukan karna kita sudah terlebih dahulu diberikan kebaikan dalam hidup kita.
Itulah mengapa aku begitu menyayangimu, kamu selalu menjadi pribadi yang positif. :)
Sayang, aku tau mencintaiku tidaklah mudah pun juga sederhana. Aku yang mempunyai banyak mimpi, ingin melakukan ini dan itu, pergi ke sana dan ke sini.
Kadang aku akan menjadi wanita yang paling menyebalkan dan egois (dan aku pun sebal menjadi wanita seperti itu). Tapi, kamu memakluminya, kamu akan memberikan ruang untukku menyendiri dan setelahnya akan ada pelukan hangat darimu.
Ada saat-saat kita akan bertengkar dan tidak bertegur sapa seharian. Kita pun sadar, untuk setiap pertengkaran, akan ada hal-hal baru yang membuat kita semakin dewasa, semakin memahami satu sama lain.
Aku tau, kamu adalah seorang ayah yang akan selalu menyempatkan untuk bermain dengan anak-anak kita, seberapapun melelahkannya dirimu.
Aku pun selalu senang tiap kali kamu memilihku menjadi teman diskusi untuk setiap pekerjaanmu.^^
Ah ya, nanti ketika anak kita sudah lebih besar, bolehkan aku melamar menjadi guru TK? Kamu tau aku begitu menyukai anak-anak dan menjadi guru TK adalah salah satu impianku.
Di hari-hari selanjutnya aku berharap kita akan tetap seperti ini, seberapa pun membosankannya rutinitas, kita tetap saling menggenggam, saling mengasihi.
Di hari-hari selanjutnya aku tau tidaklah mudah, akan ada pertengkaran-pertengkaran yang tidak dapat dihindari.
Di hari-hari selanjutnya, di saat rambut kita mulai memutih dan gigi kita tanggal satu persatu, kita akan semakin menyayangi. Hei, kamu masih ganteng kok walau sudah dipenuhi kerutan. ;)
Ps: Tuhan kita baik ya? ^^
Salam Sayang,
Ay