Pic: @aletheayoris
Minggu lalu saya bertemu seorang teman. Bukan
teman akrab memang, namun kami sempat ngobrol sejenak dan diselingi tawa pula.
Obrolan basa-basi tapi mampu menghangatkan hati saya. :)
Ketika dia pergi, hati saya mendadak kosong.
Kehangatan yang tadi saya rasakan menguap begitu cepat. Yang tertinggal hanya
kekosongan sampai-sampai saya ingin menangis. Ah, ada apa dengan saya? Mengapa
saya seperti ini?
Dan di minggu ini pun saya menemukan sebuah
fakta tentang seorang laki-laki yang belakangan ini sedang dekat dengan saya.
Ternyata dia pun mendekati teman saya. Saat itu saya langsung bilang dalam
hati: mau jadi player? Hah! . oke,
saya sedikit marah. Hm. Enggak. Marah banget sebenarnya. Marah kepada diri saya
mengapa saya bisa kesal dan sebal dengannya. Saya dan dia tidak ada status
apapun, haknya untuk dekat dengan perempuan lain. Ya kan?
Saat ini saya pun seperti tidak mengenal diri
saya sendiri, hal-hal kecil yang terjadi belakangan ini mampu merusak mood
saya. Seperti naik roller coaster, naik-turun begitu cepat. Ah, saya harus
segera memperbaiki mood saya, sesegera mungkin mengisi kekosongan ini.
***
Ngomong-ngomong saya jadi rindu gunung. Sudah
lebih dari 2 tahun ini saya tak pernah menemuinya. Saya rindu dipeluk dingin
oleh udara di sana, yang saya yakini selalu jujur berhembus. Saya rindu tidur di atas padang rumput dengan
langit malam yang dihiasi jutaan bintang, dan kalau beruntung saya dapat
melihat bintang jatuh, kemudian buru-buru mengatupkan kedua tangan, memejamkan
mata dan meminta permohonan.
Atau dengan aliran air dari gunung yang bisa
saya minum sebanyak-banyaknya tanpa takut perut saya sakit karna air yang belum
dimasak itu. Juga dengan kerlap-kerlip kekuningan yang dibawakan oleh ratusan
kunang-kunang. Ya ampun, saya rindu semuanyaaa..
***
Hei, tau kah perasaan saya berangsur-angsur
membaik lho. Setiap kata yang saya tuliskan seolah-olah menyerap
kekhawatiran-kekhawatiran saya. Selain menggambar, menulis adalah cara saya
mengisi kekosongan. Menulis membuat saya jujur terhadap diri saya sendiri, apa
yang saya rasa, apa yang saya inginkan.
Ps: Iya, Ay emang anaknya gitu. Gak perlu
dikasih barang-barang mewah. Cukup dibawain sketch book dan alat tulis aja udah
seneng banget. Karna dari hal sederhana itu, hatinya bisa plong, ditambah
menulis banyak hal di sini. : )