Tuesday, April 21, 2015



Minggu lalu saya bertemu seorang teman. Bukan teman akrab memang, namun kami sempat ngobrol sejenak dan diselingi tawa pula. Obrolan basa-basi tapi mampu menghangatkan hati saya. :)
Ketika dia pergi, hati saya mendadak kosong. Kehangatan yang tadi saya rasakan menguap begitu cepat. Yang tertinggal hanya kekosongan sampai-sampai saya ingin menangis. Ah, ada apa dengan saya? Mengapa saya seperti ini?
Dan di minggu ini pun saya menemukan sebuah fakta tentang seorang laki-laki yang belakangan ini sedang dekat dengan saya. Ternyata dia pun mendekati teman saya. Saat itu saya langsung bilang dalam hati: mau jadi player? Hah! . oke, saya sedikit marah. Hm. Enggak. Marah banget sebenarnya. Marah kepada diri saya mengapa saya bisa kesal dan sebal dengannya. Saya dan dia tidak ada status apapun, haknya untuk dekat dengan perempuan lain. Ya kan?
Saat ini saya pun seperti tidak mengenal diri saya sendiri, hal-hal kecil yang terjadi belakangan ini mampu merusak mood saya. Seperti naik roller coaster, naik-turun begitu cepat. Ah, saya harus segera memperbaiki mood saya, sesegera mungkin mengisi kekosongan ini.

***

Ngomong-ngomong saya jadi rindu gunung. Sudah lebih dari 2 tahun ini saya tak pernah menemuinya. Saya rindu dipeluk dingin oleh udara di sana, yang saya yakini selalu jujur berhembus.  Saya rindu tidur di atas padang rumput dengan langit malam yang dihiasi jutaan bintang, dan kalau beruntung saya dapat melihat bintang jatuh, kemudian buru-buru mengatupkan kedua tangan, memejamkan mata dan meminta permohonan.
Atau dengan aliran air dari gunung yang bisa saya minum sebanyak-banyaknya tanpa takut perut saya sakit karna air yang belum dimasak itu. Juga dengan kerlap-kerlip kekuningan yang dibawakan oleh ratusan kunang-kunang. Ya ampun, saya rindu semuanyaaa..

***

Hei, tau kah perasaan saya berangsur-angsur membaik lho. Setiap kata yang saya tuliskan seolah-olah menyerap kekhawatiran-kekhawatiran saya. Selain menggambar, menulis adalah cara saya mengisi kekosongan. Menulis membuat saya jujur terhadap diri saya sendiri, apa yang saya rasa, apa yang saya inginkan.
Ps: Iya, Ay emang anaknya gitu. Gak perlu dikasih barang-barang mewah. Cukup dibawain sketch book dan alat tulis aja udah seneng banget. Karna dari hal sederhana itu, hatinya bisa plong, ditambah menulis banyak hal di sini. : )

No comments:

Post a Comment