Wednesday, October 28, 2015

Menikah~


Sekitar 2 bulan yang lalu saya diminta tolong untuk bantu urus pernikahannya anak direktur saya. 

Ibu: Thea, Ibu minta tolong, kamu keberatan gak kalau bantu pernikahan Gle? Ibu pusing ini urus tamunya.

Itulah perkataan yang atasan saya katakan. Di satu sisi saya senang banget, saya tau akan ribet tapi pasti menyenangkan. Apalagi menikahnya di pulau favorit saya, Bali. 

Di sisi lain saya sempat mikir, "emang WOnya gak urusin tamu-tamunya si ibu apa? Kok cuma urus tamu dari pihak yang cowok ya? Padahal kan sewa WO gede." tapi, pertanyaan itu terlupakan karna saya teramat disibukkan untuk persiapan pernikahan Dan and Gle. 

Kalau diceritakan repotnya, wah, entah gimana deskripsiinnya. Intinya ribet. Banget. Bikin sakit kepala. Hahahha.. seriously, badan saya sampe rontok. 3 hari di Bali, saya yang bangun paling pagi dan tidur di atas tengah malam.  Selama di sana banyak mondar-mandir, telpon sana-sini, make sure ini-itu, naik turun-tangga malem-malem buat anterin kue ke kamar tamu, mandu tamu-tamu untuk ikut berbagai prosesi. Jangan ditanya lagi deh. Haha.. jadi WO dadakan buat saya jadi tau pekerjaan mereka teramat melelahkan, harus gesit, detail dan teliti. Saya belajar itu.

Mengenai pernikahannya. So far, Ini adalah pernikahan yang paling berkesan buat saya. Tamu undangannya tidak banyak, kurang dari 200 orang, tetapi itu yang membuatnya sakral. Menikah hanya dengan dikelilingi keluarga dan kerabat terdekat. Manis sekali.^^

Lokasi menikahnya pun luar biasa indah, hm.. karna ditunjang dengan dekorasi yang cantik pula. Ah, saya jatuh cinta dengan tiap detail dekorasinya. Dan ketika wedding kiss, si suami memberikan kejutan dengan ditembakkannya ratusan kembang api. 

Saya benar-benar terpukau. Lokasi pernikahannya di tebing pantai, bagian bawahnya laut dan bagian langitnya dipenuhi kerlipan kembang api. Saya seperti berada di suasana pergantian tahun dan hanya bisa berkata, 'uwaaaa~' 

Dan jauh diluar kemewahan pesta pernikahan itu, tentunya saya mendapatkan hal baru, pelajaran yang baik. 

Si suami  ini tipikal yang super perfectionist, dia pun mencari pasangan yang sempurna. Tapi, pada akhirnya, dia sadar bahwa tidak ada pasangan yang sempurna. Dan dia menemukan Gle, perempuan yang bertolak belakangan dengan keinginannya. 

Rencana Tuhan memang ajaib ya, kita gak pernah tau apa yang terjadi nantinya, dengan siapa kita dipertemukan, dengan siapa kita menghabisi hari-hari mendatang. 

Saya pun mendapatkan wejangan dari si ibu dan suaminya, mereka bilang ke saya, cari pasangan yang serius, gak perlu yang berwajah tampan karna nantinya hanya menyusahkan. Hahaha.. iya, dibilang begitu lho. Saya sampe tertawa. Mereka juga bilang jangan cari yang suka party tapi cari yang bisa membawa saya menjadi lebih baik. Saya mengamininya. Jadi, saya kapan ketemu pasangan seperti itu? Hihihi.

Dah oh, ada 2 hal yang membuat saya terharu (dan dilema), kali ini datang dari adik-adiknya Gle dan keluarga terdekat. Saya cukup akrab dengan anak-anak si ibu, karna saya memang sering mengurusi kebutuhan mereka. Waktu malam pertama saya di Bali, sehabis dinner, salah satu adik Gle nyamperin saya.

Dia bilang gini : pokoknya Ci Thea gak boleh ninggalin mami.

Thea: lho, kenapa gak boleh?

Dia: pokoknya harus terus sama mami, kalo gak ada Ci Thea, nanti mami bisa stress. Pokoknya gak boleh pergi. Harus terus urus kita, sekarang kan beban udah berkurang, abis ini gak usah urus Ci Gle lagi. Biar Ko Dan yang sekarang urus Ci Gle. 

Saya hanya bisa tertawa saja tanpa menjanjikan dan menyanggupi permintaannya. Dan sejujurnya saya bingung sih kenapa tiba-tiba dia ngomong begitu, emang keliatan banget ya saya ada tanda-tanda mau resign? Hehe..

Ingat pertanyaan saya di awal, tentang kenapa WO gak urus tamu-tamunya ibu? Saya menemukan jawabannya dari beberapa orang, mereka menceritakan hal yang saya padahal saya gak menanyakan hal itu. Iya, ngapain nanyain kayak gitu ke tamu-tamu kan? :p

Mereka bilang, awalnya semua memang urusannya WO, tapi si ibu nolak. Dia gak mau tamu-tamunya yang mana semua itu keluarga dari kakak dan adiknya diurus sama orang lain. Dia maunya saya yang urus, soalnya hanya saya yang paling tau dan ngerti gimana maunya ibu. Dia bilang ke mereka, dia cuma butuh saya.

Saya benar-benar terharu mendengarnya. Saya gak nyangka ibu menaruh kepercayaan begitu besar pada saya. Merasa dibutuhkan, benar-benar menyentuh hati saya. 

Saya memang ada rencana untuk move tahun depan. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan saya untuk mencari tempat yang baru. Saya sayang dengan si ibu dan keluarganya, tapi, saya pun punya kehidupan yang harus saya urus dan tata kan? Ah saya dilema. :( 

Kenapa ending postingan ini jadi galau ya? Masih ada 2 bulan untuk saya memikirkan dan mengambil keputusan. :')

Terakhir, selamat untuk Dan and Gle. Kisah kalian kayak novel-novel. Hihi.. semoga hari-hari kedepannya berjalan dengan baik.^^

Love,
Ay

2 comments: