Tak terhitung
banyaknya orang-orang yang mempertanyakan kapan saya menikah. Ada yang memang
mengkhawatirkan umur saya, ada juga yang memang hanya kepo.
Dulu sekali saya
punya impian untuk menikah di umur 28 tahun, usia yang menurut saya sudah matang
dan mampu untuk menghadapi berbagai situasi baik mau pun buruk dengan lebih
tenang. Nyatanya, beberapa bulan lagi saya akan menginjak 28 tahun dan belum
menikah. :p Tapi, entah mengapa saya tidak lagi mengkhawatirkan umur saya itu,
tidak lagi menginginkan menikah di umur 28.
Life happens. Banyak hal
yang terjadi dan membuat saya lebih banyak berpikir, mempertimbangkan banyak
hal dan menyakinkan diri saya.
Karna seumur hidup itu terlalu lama… kalimat yang pernah saya baca beberapa minggu yang lalu. Dan pasangan
saya pun pernah membahas itu. Seumur hidup itu terlalu lama jika dihabiskan
dengan orang yang salah.
Oleh karenanya
saya tidak ingin terburu-buru pun juga pasangan saya. Kita perlu mengenal
benar-benar pasangan kita, bisa tidak menerima tidak hanya sisi baiknya, tetapi
juga sisi terburuknya sekali pun. Dan saya belajar itu. Latihannya (menerima
semua sifat pasangan) itu gak bisa bolong-bolong, harus dilatih tiap hari lho. Dan pasti ada aja yang susah sekali untuk
diterima.
Saya pun tidak
ingin dan tidak punya hak untuk merubah pasangan saya.
“Sama kamu, aku
udah berubah banyak,” Sun.
“Tapi, aku gak
pernah nyuruh kamu berubah lho.”
“Iya sih, tapi
sifat kamu yang bikin aku berubah.”
Saya ketawa
mendengar perkataannya, ditambah lagi dia bilang begini, “dari semua cewek yang
pernah aku pacarin, cuma kamu yang paling pembangkang.” HAHAHAH.. asli, saya
langsung ngakak waktu dia bilang begitu.
Pembangkangnya
saya seperti apa? Di lain waktu akan saya ceritakan. :p
Kalau mendengar
cerita-ceritanya, saya tau dia sudah banyak berubah, tentunya ke arah yang
lebih baik. Dan saya amat mensyukuri itu. Kita pernah berdiskusi dan saya
pernah bilang (di awal pacaran) kalau saya ingin pacaran yang baik, yang sehat,
yang bisa lebih mendekatkan diri sama Tuhan dan tentunya bisa saling support bukannya menjatuhnya.
Karna seumur hidup itu terlalu lama…
Saya ini punya
banyak impian, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Jauh sebelum saya
bertemu dengannya, saya menuliskan apa-apa saja yang ingin saya lakukan ketika
menikah nanti.
Jangka waktu
pacaran itu gak sebanding dengan menikah yang seumur hidup. Dan sebenarnya
impian-impian kecil saya itu bisa aja dilakukan ketika masih pacaran, tapi
sebesar apa pun saya menginginkannya, tapi saya menahan diri saya. karna kalau
semuanya udah dilakukan ketika pacaran, apa lagi yang tersisa ketika menikah
nanti?
Saya tidak ingin
seumur hidup saya dilalui dengan kejenuhan dan kewajiban yang tak ada habisnya.
Karna ada banyak hal-hal kecil yang ingin saya lakukan nantinya bersama suami dan
juga anak. Hal-hal yang tentunya membuat hari-hari yang menjenuhkan itu
tergantikan.
Makasi Sunjaya
untuk ketersediaannya tetap disamping saya, seberapa pun membosankannya saya.
karna saya pun akan melakukan hal yang sama :)
Ps: makasi ya
udah sabar sama sifat pembangkang saya :p
Love,
Ay.