Ada jeda
disetiap tarikan napas yang panjang .
Dan di sana terdapat celah untuk beristirahat sejenak.
Beberapa waktu
ini saya teramat disibukkan dengan banyak hal. Setiap hari selalu tidak merasa
cukup, selalu perlu tambahan jam untuk mengerjakan berbagai hal.
“Thea, kita akan kerjasama dengan grupnya KL, besok
meeting di kantor mereka.”
Direktur saya
memberi tau disela-sela waktu kerja. Meetingnya sendiri pun hanya sebentar,
lebih lama perjalanan dari kantor saya ke kantor mereka. Kamu tau, Jakarta selalu
macet setiap saat. Hanya satu minggu untuk saya mengumpulkan bahan yang harus
diserahkan kepada mereka. Saya kalang kabut.
“Thea, outing kantor kita jadinya kapan?”
Saya pun sedang
disibukkan dengan mengurus acara kantor, mencari dan memesan tempat, membuat
desain kaos yang akan dipakai seluruh staff, membuat spanduk, memilih dan
menyusun games kelompok dan lain-lain. Cape sih tapi
saya senang melakukannya. ^^
“Thea, ada waktu? Saya mau call untuk bahas
perkembangan website.”
Kantor saya pun
sedang menuju ke arah online. Kita
mau membuat online store sebagai
pelengkap perusahaan. Jadi customer
memiliki pilihan untuk membeli secara offline
dan online. Untuk pembuatan
websitenya sendiri pun kita pakai web
developer dari Singapura. Hampir setiap hari saya berkomunikasi dengannya,
pe-er saya pun semakin banyak~
“Besok meeting produk TB jam 9 pagi.”
Saya mendapati email dari Sales Manager dan hampir
melupakan meeting itu karna sedang terfokus untuk mengumpulkan bahan yang
diminta oleh grup KL. Meeting itu berlangsung 2 jam, dengan meninggalkan
tumpukan pe-er baru untuk saya. Tetapi, untungnya Sales Manager saya paham
kalau saya sedang teramat sibuk, jadi dia gak akan ‘mengejar’ saya dalam waktu
dekat ini. *menarik napas lega*
Tetapi kemudian, keesokan harinya..
"Halo, Thea. Kita ikut seminar di Balikpapan akhir bulan nanti. Tolong persiapkan semua keperluannya."
Sales Manager saya menelpon. Hanya 2 minggu untuk saya menyiapkannya. Ya, ampun. Saya ragu bisa menyiapkan semuanya dengan baik...
"Halo, Thea. Kita ikut seminar di Balikpapan akhir bulan nanti. Tolong persiapkan semua keperluannya."
Sales Manager saya menelpon. Hanya 2 minggu untuk saya menyiapkannya. Ya, ampun. Saya ragu bisa menyiapkan semuanya dengan baik...
Dan lain-lain…
dan lain-lain…
Belum lagi saya
harus berpikir dan mencari cara untuk menaikkan penjualan usaha pribadi saya.
Pekerjaan kantor dan usaha pribadi saat ini mengambil banyak waktu saya.
Ditambah lagi dengan urusan….. hati.
“Thea, sorry nih ganggu malem-malem.”
“Malem Pak, gak ganggu kok. Ada apa?”
“Mau nanya, kamu masih single? Haha. Nanyanya aneh
ya.”
“Bahahahahaa. Emang kenapa pak?”
“Saya mau ngenalin kamu sama temennya istri saya.”
“Thea, aku mau ngenalin cowok.”
“Hah?”
“Orangnya baik, udah mapan, family man.”
DANG! Ternyata
saya tau orang yang ingin dia kenalin.
“Duh, minder ah.”
“kenapa harus minder? Pokoknya aku mau kenalin ke
kamu. Susah nih kamunya kalo diajak pergi selalu sibuk, dia juga sibuk sih.”
“Hahahaha.. iya kak aku lagi sibuk banget. Lagian ya
Kak, jangan deh. Si M tuh lagi naksir berat sama Ko Y, gak deh.”
“Nanti sih bisa kita atur aja. Jodoh gak ke mana.
Hahahaha.”
Salah satu
senior di Gereja begitu semangat mau nyomblangin saya.
Dan beberapa
teman lainnya yang ingin ngenalin cowok ke saya.
Pada baik banget
sih sama saya..? sampe repot-repot ngenalin dan nyomblangin. Tapi, saya
bersyukur dikelilingi orang-orang yang baik dan sayang sama saya. Makasi ya
semuanya. ^^
Yang lucu adalah
bapak-bapak di kantor saya. Mereka sering interogasi saya, sedang dekat sama
siapa, sedang jalan dengan siapa, sampe minta ditunjukin foto. Mereka banyak
memberi nasehat yang membuat saya tertawa.
“Si ono masih contact lu gak?”
“Masih Pak, tapi gak saya respon.”
“Udah, jangan. Katro dia mah. Sekarang lu sama siapa?
Saya kasih tau, ati-ati sama cowok.”
“Bahahahahaha”
“Malah ketawa kalo dibilangin. Serius ini. Kamu harus tau dan pelajarin dulu, liat
anaknya beneran baik apa gak. Kalo dia udah mulai macem-macem, ngajak ke hotel
jangan mau. Brengsek itu. Diliat dulu Thea keluarganya seperti apa, hubungan
sama keluarganya gimana.”
“Bahahahaah.. apaan sih Pak. Ini kayak ngajarin anak
SMP pacaran deh. Saya tau kok yang mana yang baik buat saya.”
“Sekarang lagi deket sama siapa? Coba saya liat
fotonya.”
Hahahahahaah.
Aduh, saya berasa anak sekolah yang lagi dinasehatin untuk urusan cinta
pertama. Saya tau, mereka seperti itu karna mereka perduli. Mungkin juga mereka
menganggap saya seperti anak mereka yang tidak ingin sampai saya kenapa-napa
atau jalan dengan laki-laki yang tidak baik.
Tetapi… saya
butuh jeda untuk semua itu. Saya butuh jeda untuk melupakan sejenak pekerjaan
dan urusan hati. Saya masih yakin kok, Tuhan saya akan memberikan yang terbaik
buat saya.
Rasanya saya
butuh piknik!
(Menulis ini
dengan membayangkan putihnya pasir dan birunya laut tetapi tetap tidak suka
dengan sengatan matahari)
Love,
Ay.
No comments:
Post a Comment