“ Ay, Saya ada
pertanyaan untuk kamu. Kamu lebih memilih mencintai atau dicintai? “
“Mencintai.”
“Itulah alasan kenapa
kamu sering patah hati. Dalam hidup, hanya ada 2 pilihan : dijatuhkan atau
menjatuhkan. Mencintai = dijatuhkan. Tidak ada satu pasangan pun saat pertama
bertemu, keduanya langsung jatuh cinta, pasti ada salah satu yang jatuh cinta
terlebih dahulu. Jadi, sekarang kamu bisa memilih, tetap mencintai atau mau
belajar mencintai orang yang mencintaimu.”
Percakapan di atas antara saya dan seorang
wanita paruh baya yang sehari-hari bekerja dalam menilai kepribadian orang
lain. Beliau bukan seorang psikolog, tetapi pengetahuannya dapat disetarakan.
Saya cukup kaget mendengar pernyataan beliau
yang begitu terbuka. Salahkah kalau saya mencintai seseorang? Tidak. Tetapi
yang membuat saya tertampar adalah saran dia agar saya belajar menerima orang
lain. Belajar untuk membuka hati saya untuk hati lain yang mau menerima saya.
Hal yang begitu sulit untuk saya lakukan.
Saya tidak terbiasa menerima perlakuan yang
terlalu baik, bukan berarti saya menginginkan perlakuan jahat. Tidak sama
sekali. Tapi, saya selalu merasa punya ‘hutang’ apabila orang lain baik kepada
saya. Saya risih kalau ada seorang laki-laki yang begitu baik sedangkan saya
sendiri acuh padanya. Dan lagi-lagi, hati saya menolak itu. Menolak kemurahan
hati dia. Bodohnya saya.
Sahabat saya sangat gemas dengan kelakuan saya
ini, sampai-sampai dia berkata “ apa sih
yang kamu cari? Ada seseorang yang menunggumu, seseorang yang mau menerima
kamu, tapi kenapa kamu menolaknya?”
Saya ini kalau tidak respect dengan orang,
tidak mau bersusah-susah untuk menerimanya. Sebaik apapun, semenarik apapun dia
di mata orang lain, kalau saya tidak suka ya tidak suka. Sungguh keras kepala.
Alasan saya yang selanjutnya, saya tidak ingin memberikan harapan palsu. Oleh
karenanya saya tidak mau menerima kebaikan dari laki-laki yang tidak saya
sukai. Angkuh ya saya.
Tetapi sekarang saya dalam tahap belajar
menerima hati lain. Saya mau belajar untuk menerima hati yang mencintai saya.
Saya sudah capek menunggu seseorang yang tidak pasti, seseorang yang tidak
menghargai saya. Saya tidak mau patah hati, lagi.
Buat kamu yang di sana, sabar ya. Saya sedang
belajar menerima kebaikanmu. Dan terima kasih, kamu mau mempercayakan hatimu
pada saya..
Hi there! Sama ko, aku juga kaya gitu. Kalo ga suka ya ga suka mau cowonya se-sweet apapun. Hahahaha. Semoga segera menemukan tambatan hatinya =)
ReplyDeletehello! makasih kunjungannya^^
Deleteakh kita sama dong yaa *toss!* :D
aminnn :)