Foto dari sini
Satu-satunya hal yang aku sesali adalah aku tidak bisa lagi menjadi tempat untuk berbagi kelelahanmu. Maaf.
“Kamu kenapa melamun?”
“Hm? Oh..”
“Nah, kan. Lamunin
apa sih?”
“Ng.. itu..”
“Gak apa-apa kalau kamu gak mau cerita, tapi sekarang
kita tidur yuk. Sudah lewat tengah malam.”
Dia membenarkan selimut yang aku pakai.
“Selamat tidur sayang,” ucapnya setelah mengecup
dahiku. Dia kembali menarik selimutnya sampai di atas dada.
Aku meliriknya yang telah memejamkan mata.
“I love you,” bisikku kecil.
Aku pun memejamkan mata dan berusaha untuk tidur. Masih
ada waktu 6 jam sebelum kereta berhenti di kota tujuan kami.
Love,
Ay.
No comments:
Post a Comment