Foto dari sini
Hai, cowok pemarah. Apa kabar?
Beberapa hari yang lalu kita sempat bertemu. Kamu
menghampiriku dengan muka kusut dan terlihat luar biasa bete. Kamu datang
kepadaku dengan rentetan umpatan.
Aku tau kamu marah karna hari itu kamu tidak
memenangkan proyek yang telah menyita waktumu selama sebulan terakhir ini. Kamu
teramat kecewa. Dan aku tak tau bagaimana cara untuk menghiburmu.
“Gak usah
dibahas lagi, oke?” Katamu ketika aku mengajukan
beberapa pertanyaan tentang proyek itu.
Aku mengangguk.
Kita sama-sama terdiam.
Dan tiba-tiba kamu memelukku. Pelukan yang membuat
dadaku ikut sesak, pelukan yang menggambarkan kelelahanmu. Aku hanya mampu
membalas pelukan itu.
Iya, aku tau, aku memang payah dalam menghibur orang.
Tapi, kenapa kamu selalu datang kepadaku setiap kamu ingin menumpahkan
kekesalanmu?
Iya, aku tau, aku tidak boleh seperti ini.
Aku hanya mau bilang, kamu tidak dapat terus-terusan
datang kepadaku. Kemarin itu terakhir kalinya aku menerima ajakanmu untuk
bertemu. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman, begitu juga kamu kan?
Iya, aku tau, aku egois. Aku tidak ingin terluka.
Dan tak ingin melukai perasaan pacarmu.
Baik-baiklah padanya. Dan mungkin kamu bisa belajar
untuk membagi kelelahanmu padanya, perempuan yang telah kamu pilih itu.
Ps: mungkin suatu hari ketika aku sudah memiliki
pasangan, kita bisa double date? :p
Love,
Ay.
No comments:
Post a Comment