foto dari sini
"Kamu kenapa?"
"Lagi gak mood. Hehe..” ucapku sedatar mungkin.
"Lagi gak mood. Hehe..” ucapku sedatar mungkin.
"Karna apa?"
"Hm… Gak deh, gak usah dibahas."
"Yakin?"
"Iya."
"Baiklah kalo begitu," katamu sambil tersenyum,
kemudian kembali fokus menyetir.
Aku terdiam, pikiranku sibuk dengan apa-apa yang
sudah kami obrolkan sebelumnya.
"Sayang, aku tau kamu lagi gak baik-baik aja. Kasih tau
ke aku kenapa kamu bete. Bukan karna aku kan?" Tanyamu yang tak tahan dengan
keheningan yang tercipta.
"Kalo aku bete karna kamu gimana?"
"Aku ada salah ngomong? Bagian yang mana?"
Aku menimbang-nimbang sebelum menjawab, "boleh aku
minta satu hal sama kamu?"
"Apa?"
"Boleh gak untuk gak bahas mantan kamu di depan aku?"
"Hahahahahaha," kamu tertawa lebar sambil
mengacak-acak rambutku, "yang, kamu cemburu ya?"
Aku menggeleng dan tidak ikut tertawa.
"Aku gak pernah cemburu sama mantan-mantan kamu,
karna itu udah lewat. Kamu pernah ngitung gak seberapa sering kamu bahas Yuna
di depan aku? Aku gak pernah ngitungin, tapi hampir disetiap kita bertemu, kamu
pasti menyelipkan kisah kamu sama dia - sebanyak itu. Dan kamu selalu terlihat excited setiap kali bercerita tentang
dia. Aku gak cemburu. Aku hanya berpikir, mungkin kamu lebih cocok bersama
perempuan seperti dia, yang menggebu-gebu dan menuruti apa-apa yang kamu
inginkan. Aku jauh dari kriteria itu. Tapi, kamu tau aku serius dengan hubungan
kita, boleh gak aku minta tolong untuk gak bahas mantan kamu lagi?"
Dan seandainya kamu terus seperti ini, mungkin aku perlu mempertimbangkan kembali hubungan ini. Aku gak bisa menjadi seperti Yuna, maaf. Lanjutku dalam hati.
Love,
Ay.
baper...
ReplyDeletejangan baper2 do, gak sehat. :p
Delete