Friday, November 4, 2016

Boleh?

foto dari sini
 
"Kamu kenapa?"

"Lagi gak mood. Hehe..” ucapku sedatar mungkin.
 
"Karna apa?"
 
"Hm… Gak deh, gak usah dibahas."
 
"Yakin?"
 
"Iya."          
 
"Baiklah kalo begitu," katamu sambil tersenyum, kemudian kembali fokus menyetir.
 
Aku terdiam, pikiranku sibuk dengan apa-apa yang sudah kami obrolkan sebelumnya.
 
"Sayang, aku tau kamu lagi gak baik-baik aja. Kasih tau ke aku kenapa kamu bete. Bukan karna aku kan?" Tanyamu yang tak tahan dengan keheningan yang tercipta.
 
"Kalo aku bete karna kamu gimana?"
 
"Aku ada salah ngomong? Bagian yang mana?"
 
Aku menimbang-nimbang sebelum menjawab, "boleh aku minta satu hal sama kamu?"
 
"Apa?"
 
"Boleh gak untuk gak bahas mantan kamu di depan aku?"
 
"Hahahahahaha," kamu tertawa lebar sambil mengacak-acak rambutku, "yang, kamu cemburu ya?"
 
Aku menggeleng dan tidak ikut tertawa.
 
"Aku gak pernah cemburu sama mantan-mantan kamu, karna itu udah lewat. Kamu pernah ngitung gak seberapa sering kamu bahas Yuna di depan aku? Aku gak pernah ngitungin, tapi hampir disetiap kita bertemu, kamu pasti menyelipkan kisah kamu sama dia - sebanyak itu. Dan kamu selalu terlihat excited setiap kali bercerita tentang dia. Aku gak cemburu. Aku hanya berpikir, mungkin kamu lebih cocok bersama perempuan seperti dia, yang menggebu-gebu dan menuruti apa-apa yang kamu inginkan. Aku jauh dari kriteria itu. Tapi, kamu tau aku serius dengan hubungan kita, boleh gak aku minta tolong untuk gak bahas mantan kamu lagi?"

Dan seandainya kamu terus seperti ini, mungkin aku perlu mempertimbangkan kembali hubungan ini. Aku gak bisa menjadi seperti Yuna, maaf. Lanjutku dalam hati.

 
Love,
Ay.


2 comments: